Pengagummu
Lelaki yang kukenal dari sebuah gedung sekolah di masa putih biru dan pada saat itulah pertama kalinya aku mulai tertarik pada dirinya, dirinya yang tidak mudah akrab dengan orang lain, mata yang sipit, rambut yang begitu khas, alis hitam lebat seperti ulat bulu, mempunyai kulit kuning langsat dan mempunyai senyuman semanis senja. Kata orang senja, itu indah. Ya dia memang indah. Senyumnya hangat, tawa nya renyah. Dia begitu sempurna. Dia indah dan dia sederhana.
Aku tidak tahu mengapa aku menyukainya rasa itu tiba-tiba saja muncul disaat aku melihatnya pertama kali, tidak ada alasan bagiku untuk menyukainya. Dia lelaki pertama yang ku kagumi pada masa putih biru itu. Menurut ku kesederhanaan nya sama seperti senja, namun senja keindahan nya bersifat sementara sedangkan dia selamanya.
Menurut ku ia adalah bentuk karya tuhan yang sangat indah, dan ia salah satu kesempurnaan yang diciptakan Tuhan di alam semesta ini. Seperti langit yang indah dan tidak mungkin digapai maka ia sama indah namun untuk menggapainya hanyalah sebuah ketidakmungkinan.
Keindahan didunia ini ada banyak seperti langit, gunung, senja, laut dan dirinya. Ia dirinya, walaupun menyukainya menimbulkan lara untukku tapi tak apa aku sangat menyukainya.
Dasar laut itu rasa kagum ku pada dirinya saking dalam nya dasar itu hingga susah untuk dikeringkan, bahkan untuk melihatnya saja sangat susah. Rasaku padanya juga seperti air laut yang kadang kala berombak besar, kadang kala juga hanya sebuah riakan kecil.
Aku selalu memperhatikan dirinya yang tinggi dan tegap itu dari kejauhan saja, karna aku tidak berani untuk mengajaknya berbicara ataupun mendekatinya, karna aku tahu dia sudah mempunyai seseorang yang dia sayangi.
Aku melihatnya, aku tidak menahannya, bukan berarti aku tidak lagi mencintai nya, hanya saja aku sedang berusaha meyakinkan hatiku bahwa mau sampai kapan pun aku melihatnya semesta tidak akan pernah mewujudkan impian ku.Tanpa ku ucapkan sekalipun semesta sudah paham seberapa besar rasa kagum ku ini lewat mata ku.
Bagiku melihatnya saja sudah sangat membahagiakan, aku tidak perlu memilikinya, karna walaupun aku melihatnya dari kejauhan aku akan tetap menikmati keindahannya tanpa perlu menggangunya. Aku melihatnya dari kejauhan, melihatnya bersemu indah dengan mengaguminya tanpa ingin memiliknya.
Namun dengan berjalan nya waktu dan masa aku mulai menyadari bahwa rasa kagum itu hanya sekedar mengagumi. Aku lega melihatnya bahagia dengan perempuan itu, aku lega melihat ia tersenyum bahagia dengan perempuan itu, aku lega mampu mengagumi dirinya tanpa mengganggu kebahagiaan dirinya. Aku lega melihatnya mencintai orang lain.
Aku hanya akan mencintai nya dari jauh, tanpa tegur sapa, tanpa berjabat tangan, tanpa mengganggu dan tanpa berchatingan. Terimakasih tuhan karna kau sudah mempertemukan diriku dengan seseorang yang indah itu.
Berbagilah, perihal rasa kagum ku itu urusanku. Tuntaskan tugasmu dengan baik dan berbahagialah dengan orang yang kau sayangi.
-pengagum mu.
Dimana pun kau berada tetaplah sehat, tetaplah kuat, dan tetaplah indah seperti biasanya.
-pengagum mu.
Untuk dirimu tetaplah sempurna dengan caramu yang sederhana.
-pengagum mu.
Langit dan laut sama sama indah namun untuk memilikinya aku tidak bisa.
-pengagum mu.
Padang,12 Juni 2024
-sherin putri pratama
Komentar
Posting Komentar